Sabtu 6 Agustus 2022 | 12:00 WIB. Jakarta, NU Online. Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Sa'adi menyampaikan, guru memainkan peran penting dan strategis dalam rangka mewujudkan madrasah yang unggul dan kompetitif tersebut. Sebagai pemangku kepentingan utama dalam dunia pendidikan, guru perlu meningkatkan kompetensi dan keterampilannya agar
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Hari Pendidikan Nasional HARDIKNAS 2021..!Tema"Serentak Bergerak Wujudkan Merdeka Belajar"Setiap tanggal 2 Mei, rakyat Indonesia selalu memperingati hari pendidikan nasional. Kenapa 2 Mei sebagai hari pendidikan nasional? Lalu apa yang harus Kita lakukan dalam memperingatinya?. Mungkin itulah pertanyaan yang terbesit di pikiran Kita ketika mendengar hari pendidikan nasional ini. Tanggal 2 Mei adalah tanggal kelahiran Bapak Pendidikan Nasional, yaitu Ki Hajar Dewantara. Beliau adalah orang yang menentang kebijakan pemrintahan Belanda pada masa penjajahan, dimana pada masa itu hanya golongan atas atau keturunan Belanda saja yang boleh mengenyam pendidikan. Beliau bahkan diasingkan ke Belanda karena tindakannya itu. Hal itu tidak mematahkan semangat beliau untuk memperjuangkan hak rakyat Indonesia untuk memperoleh pendidikan. Begitu kembali ke Indonesia, beliau mendirikan taman siswa sebagai sarana untuk memberikan pendidikan kepada rakyat Indonesia. Sehingga Ki Hajar Dewantara disebut sebagai bapak pendidikan di Indonesia. Untuk memperingati jasa beliau, pemerintah menjadikan tanggal kelahiran beliau sebagai hari pendidikan nasional. Memperingati hari pendidikan nasional, biasanya sekolah-sekolah melaksanakan upacara bendera dan pidato bertemakan pendidikan. Intinya pada hari pendidikan nasional, masyarakat intelektual diminta untuk menyadari posisi mereka. Mereka harus sadar bagaimana Ki Hajar Dewantara memperjuangkan hak tersebut hingga sekarang masyarakat Indonesia bisa memperoleh pendidikan dalam berbagai bukan sekedar sadar, namun menjadikan motivasi bagi diri sendiri. Motivasi seperti ingin melakukan percepatan yang lebih dibandingkan yang lain dengan tujuan menjadi sukses. ilustrasi pribadi Pemerintah pun sudah menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang lengkap, tinggal bagaimana masyarakat intelektual memanfaatkan sarana dan prasarana itu semaksimal mungkin. Namun tidak berarti ketidaklengkapan sarana dan prasarana menjadi penghalang untuk mendapatkan pendidikan. Pernahkah kalian mendengar suatu dalil sejarah yang dapat dijadikan sebagai motivasi dalam dunia pendidikan? Ada suatu dalil sejarah yang sangat penting yang harus selalu diingat oleh rakyat itu berbunyi "Bahwa suatu bangsa akan maju apabila generasi pengganti lebih baik dari pada generasi yang diganti. Apabila sebaliknya yang terjadi, bangsa itu akan surut dan bisa hilang dari peta sejarah. Baik bangsa yang maju maupun bangsa yang surut, keduanya terjadi dalam sejarah bangsa-bangsa." Dari dalil tersebut sangat jelas bahwa peran pendidikan sangat menentukan dalam proses sejarah tersebut. Hal tersebut mengingatkan Kita kembali bahwa tugas dan tanggung jawab untuk menyiapkan generasi pengganti bukanlah hal yang main-main. Karena masa depan bangsa Kita berada di tangan generasi karena itu, Kita harus menyiapkan generasi pengganti yang mengerti dan memahami tujuan utama dari pendidikan itu sendiri. Tujuan utama pendidikan ialah Mampu mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi, agar rakyat Indonesia menjadi manusia yang berkemampuan dan unggul dalam berbagai bidang. Tak hanya itu tujuan lain dari pendidikan ialah Dapat membentuk nilai dan karakter bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul dan memiliki semangat dan etos kerja, membentuk karakter bangsa yang ulet, yang sanggup menghadapi permasalahan di era millenium ini dan masa mendatang, membangun karakter bangsa yang memiliki kepedulian serta rasa ingin tahu yang tinggi yang pada akhirnya akan melahirkan generasi-generasi yang kreatif dan inovatif, dan yang tak kalah pentingnya ialah menciptakan serta meningkatkan karakter rakyat Indonesia menjadi manusia yang rukun, damai, dan memiliki sikap toleransi agar dapat hidup berdampingan secara harmonis dan seimbang. Selamat Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2021. Lihat Pendidikan Selengkapnya
Nahsekian Contoh Pidato Bahasa jawa Hari pendidikan Nasional, ini merupakan tugas saya dulu di sekolahan loh, semoga Contoh Pidato Bahasa jawa Hari pendidikan Nasional, dapat bermanfaat. Pidato Contoh Pidato Bahasa jawa Hari pendidikan Nasional, dapat anda temukan dengan kata kunci: Anda baru saja membaca artikel yang berkategori Bahasa jawa
Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tanggal 2 Mei setiap tahunnya. Peringatan Hari Pendidikan nasional atau Hardiknas diperingati pada hari kelahiran salah satu pahlawan nasional, Ki Hajar Dewantara. Pemerintah telah menetapkan Ki Hajar Dewantara sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Ketentuan ini tertuang dalam Keputusan Presiden Keppres Nomor 67 Tahun 1961 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur. Pemerintah menetapkan peringatan Hari Pendidikan Nasional setiap 2 Mei, meski bukan hari libur. Sejarah Hari Pendidikan Nasional Peringatan Hari Pendidikan Nasional di Jayapura ANTARA FOTO/Sakti Karuru/tom. Dikutip dari laman sejarah Hari Pendidikan Nasional tidak lepas dari sosok Ki Hadjar Dewantara. Beliau adalah tokoh pelopor pendidikan di Indonesia pada masa penjajahan belanda. Ki Hadjar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889 di Yogyakarta, dengan nama Suwardi Suryadingrat. Ki Hadjar lahir dari kalangan keluarga ningrat di Yogyakarta. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pun mengenyam pendidikan di STOVIA, sebuah sekolah dokter pada zaman Hindia Belanda. Namun karena sakit, akhirnya ia tidak dapat menyelesaikan pendidikannya di sana. Gagal menjadi dokter, akhirnya ia menjadi seorang wartawan di beberapa media surat kabar seperti De Express, Utusan Hindia dan Kaum Muda. Selama masa kolonialisme, Ki Hadjar dikenal berani dalam menentang berbagai kebijakan pemerintah Hindia Belanda. Khususnya kebijakan yang hanya membolehkan anak-anak keturunan Belanda dan kaum priyayi yang bisa mengenyam bangku pendidikan. Karena kritikan dan perlawanannya ini, akhirnya Ki Hadjar pun diasingkan ke Belanda bersama dua rekannya, Ernest Douwes Dekker dan Cipto Mangunkusumo. Ketiga tokoh inilah yang dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Setelah kembali ke Indonesia, dia pun mendirikan lembaga pendidikan Tamansiswa Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa. Ilustrasi ki hajar Dewantara Setelah Indonesia merdeka pada 1945, Ki Hadjar pun diangkat menjadi Menteri Pendidikan. Karya-karya Ki Hadjar Dewantara pun menjadi landasan dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia. Salah satu semboyannya yang paling terkenal adalah "Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madya Mangungkarso, Tut Wuri Handayani" yang artinya "Di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan". Semboyan tersebut akhirnya menjadi slogan pendidikan yang digunakan hingga saat ini. Atas semua jasa-jasanya tersebut, Ki Hadjar Dewantara pun dianugerahkan sebagai Bapak Pendidikan Nasional. Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959, hari kelahirannya, 2 Mei yang merupakan hari lahir Ki Hadjar ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional. Tema Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 Tema Hari Pendidikan Nasional 2023 adalah "Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar". Hal itu tertuang dalam Surat Nomor 12811/ tentang Pedoman Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2023 oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia. Selain itu, bulan Mei 2023 juga dicanangkan sebagai bulan Merdeka Belajar seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2023. Dalam rangka peringatan Hardiknas 2023, akan dilaksanakan upacara bendera hingga ragam aktivitas lainnya. Ucapan Hari Pendidikan Nasional dan Kutipan Bijak Ki Hajar Dewantara Hari pertama sekolah setelah libur Lebaran ANTARA FOTO/Irwansyah Putra/tom. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ucapan selamat Hari Pendidikan Nasional 2023 lengkap dengan beberapa kutipan bijak dari Ki Hajar Dewantara. “Selamat Hari Pendidikan Nasional! Ayo buka bukumu, ambil penamu, dan mari belajar bersamaku.” “Ki Hajar Dewantara adalah Bapak Pendidikan Indonesia. Jasa beliau telah mengantarkan kita agar bisa belajar merdeka. Mari kita sama-sama memajukan kualitas pendidikan bangsa. Selamat Hari Pendidikan Nasional Indonesia.” “Selamat Hari Pendidikan Nasional, karena pendidikan merupakan warisan berharga sebagai pintu menuju masa depan.” “Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023, karena tanpa pendidikan kita tidak akan menjadi manusia yang bermoral.” “Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023.” “Di Hari Pendidikan Nasional ini, mari kita jadikan pengingat agar generasi muda Indonesia, tidak patah semangat menggapai ilmu setinggi langit.” “Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023 untuk semua insan-insan pendidikan di Indonesia.” “Pendidikan merupakan wahana terbaik untuk mencerdaskan putra-putri bangsa. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023.” Kemerdekaan belajar dalam menuntut ilmu merupakan dambaan bagi para insan pendidikan. Selamat Memperingati Hari Pendidikan Nasional!” “Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023! Di era digital ini, kecanggihan teknologi semakin terdepan dan menuntut kita untuk melek terhadap pendidikan.” “Selamat Hari Pendidikan Nasional. Semoga pendidikan yang berkualitas, bisa diakses oleh seluruh rakyat Indonesia.” “Mari kita ciptakan sejarah yang gemilang dan terbantahkan oleh dunia, dengan mewujudkan merdeka belajar. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023.” “Selamat Hari Pendidikan Nasional. Sebab pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan budi pekerti manusia.” “Pendidikan memang tidak menjamin kesuksesan sepenuhnya. Tapi tanpa pendidikan, maka kehidupan akan menjadi lebih sulit. Selamat Hari Pendidikan Nasional 2023!” “Jadikan setiap tempat sebagai sekolah, dan jadikan setiap orang sebagai guru." Ki Hajar Dewantara” "Maksud pengajaran dan pendidikan yang berguna untuk kehidupan bersama adalah memerdekakan manusia sebagai anggota persatuan rakyat." Ki Hajar Dewantara "Dengan ilmu kita menuju kemuliaan." Ki Hajar Dewantara "Dalam berbicara seseorang harus tetap berpikir jernih, hingga dapat mencetuskan ide-ide unggul dan berakhir dengan kemenangan." Ki Hajar Dewantara "Dengan budi pekerti, tiap-tiap manusia berdiri sebagai manusia merdeka berpribadi, yang dapat memerintah atau menguasai diri sendiri. Inilah manusia beradab dan itulah maksud dan tujuan pendidikan dalam garis besarnya." Ki Hajar Dewantara "Pengaruh pengajaran itu umumnya memerdekakan manusia atas hidupnya lahir, sedang merdekanya hidup batin terdapat dari pendidikan." Ki Hajar Dewantara
Search Makalah Tentang Covid 19 Terhadap Pendidikan. Makalah Terhadap Tentang Pendidikan Covid 19 . ova.villetteaschiera.perugia.it; Views: 28613: Published: 5.08.2022: Author: JAKARTA--Pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2020 ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Melalui pendidikan ini bangsa kita diharap tidak hanya akan tumbuh pada aspek pengetahuan, melainkan juga menyentuh pada aspek peradaban Tips Memilih Kampus Terbaik Memilih universitas yang tepat membutuhkan waktu dan usaha. Keputusan yang tepat akan membawa manfaat jangka panjang bagi karir dan kehidupanmu.
OpiniTentang Literasi; Saturday, May 2, 2020. Hari Pendidikan Nasional Republik Indonesia ditetapakan setiap tanggal 2 Mei. Hari Nasional ini ditetapkan melalui Keppres No 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959 tentang hari nasional bukan libur. Tanggal 2 Mei ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk menghormati jasa Ki Hajar
› Opini›Harapan pada Pendidikan Orientasi pendidikan untuk pembentukkan kemanusiaan, keindonesiaan, dan keahlian atau keterampilan pada bidang tertentu. Dan, pendidikan merupakan proses dialogis yang tidak nampak secara langsung perubahannya. Kompas SupriyantoHenry Giroux 2021 dalam Race, Politics, and Pandemic Pedagogy Education in a Time of Crisis menyebut politik dan ekonomi global telah mereproduksi ketidaksetaraan secara besar-besaran, eksploitasi, ekologi penghancuran, perang, penjajahan, dan komodifikasi kehidupan itu, wacana pendidikan yang hadir di masa pandemi lebih didominasi pertimbangan metodologis terkait pembelajaran daring. Selain itu, pendidikan yang merupakan milik publik justru menjadi sangat instrumental dan direduksi menjadi sebatas proses pelatihan, penjenjangan karir yang kosong, dan sangat berbasis pasar. Meski demikian, menurut Giroux, pendidikan sekali lagi menjadi elemen penting dari perjuangan kolektif untuk politik yang memiliki visi, energi, dan harapan juga Tantangan PendidikanHarapan selalu disematkan pada pendidikan, termasuk pada kontribusinya untuk memberikan corak berwarna pada setiap anak bangsa. Ruang pendidikan memberikan kesempatan bagi setiap anak bangsa untuk mengeksplorasi ragam pengetahuan dan keterampilan, terus mempertanyakan banyak hal, saling mengenal dan berjumpa, berdialog secara substantif, dan menempa saat ini narasi yang diinternalisasikan di ruang pendidikan selalu berkaitan dengan kompetisi. Titik tolaknya selalu dimulai dengan persaingan di era global dan hal tersebut memerlukan ragam saat ini narasi yang diinternalisasikan di ruang pendidikan selalu berkaitan dengan ada waktu bersantai jika tidak ingin tergilas laju zaman yang super cepat. Situasi yang menyebabkan dunia pendidikan kini semakin berwajah tak menyenangkan anak belajar mungkin hanya di masa taman kanak-kanak, di mana momen bermain anak sekaligus sebagai momen belajar. Kemudian semakin naik jenjang, anak-anak semakin terbebani dengan aneka tes. Sebab, tes dijadikan momen penentu bagi penguasaan pihak kemudian bertanya, apakah tujuan anak-anak belajar untuk menguasai pengetahuan atau mahir dalam keterampilan tertentu, atau untuk lulus tes?KOMPAS/WAWAN H PRABOWO Para siwa berkompetisi dalam Lomba Cipta Game Olimpiade TIK Nasional OTN di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Senayan, Jakarta, Minggu 6/8/2017. Selain lomba cipta gim, OTN yang diikuti oleh siswa tingkat SD hingga SMA tersebut juga diisi dengan kompetisi fotografi, mengetik cepat, membuat film pendek, dan pendidikan merupakan medan di mana setiap insan berupaya mengenal diri dan orang lain dan secara tekun meniti sedikit demi sedikit untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan diri, masyarakat, dan bangsa. Perwujudan pendidikan yang memberi ruang pada pengenalan diri, masyarakat, dan bangsa bukan perkara Tagore dalam pidato penerimaan nobel Gitanjali, 2012 menarik untuk disimak. Ketika bersekolah, Tagore menyebutkan bahwa dirinya harus melalui mesin pendidikan yang meremukkan kegembiraan dan kebebasan, sehingga keingintahuan anak-anak yang sangat alamiah harus direnggut proses pendidikan di sekolah. Itulah sebabnya ia mendirikan institusi pendidikan yang berupaya memberi ruang anak-anak untuk bersuka cita, menikmati hidup, dan mampu berkomunikasi dengan juga Tujuan Pendidikan dan Imajinasi Manusia IndonesiaOrientasi pendidikanKi Hajar Dewantara dalam Hubungan Pendidikan dan Kultur yang terhimpun di Buku I Pendidikan yang diterbitkan Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa Cetakan, 2013 menyebut pendidikan dan pengajaran merupakan tingkah laku yang semata bersifat “kulturil”. Ki Hajar menjelaskan kultur menjadi tiga mengenai rasa kebatinan atau moral yang terkait dengan agama, adat istiadat, tata negara, sosial yang bertujuan membuat hidup yang tertib serta damai. Kedua, mengenai kemajuan imajinasi dalam bahasa Ki Hajar, kemajuan angan-angan seperti melalui pelajaran ilmu bahasa. Dan ketiga, terkait kepandaian atau vokasi dalam konteks saat ini seperti persoalan pertanian, industrian, pelayaran, kesenian dan lain kulturil dalam pandangan Ki Hajar adalah segala perbuatan manusia yang timbul dari kematangan budi yang merupakan buah dari kehalusan perasaan, kecerdasan, dan kekuatan perspektif M Sjafei, seperti ditulisnya pada Tujuan Pendidikan dan Pengajaran Filsafat dan Strategi Pendidikan M Sjafei Ruang Pendidik INS Kayu Tanam, AA Navis, 1996, tujuan pendidikan dan pengajaran ialah menjadikan Indonesia besar dengan keaktifannya yang besar menggarap kekayaan alamnya yang besar untuk menolong kehidupan manusia seumumnya. Sjafei menjabarkan, agar melalui pendidikan didapat sifat manusia Indonesia yang memiliki rasa kemanusian, aktivitas yang besar, kecakapan dalam meniru dan mencipta sesuatu yang baru, rasa tanggungjawab, keyakinan demokrasi dalam hak dan kewajiban, jasmani yang sehat dan kuat, keuletan, ketajaman berpikir dan logis, serta peka dan halus Hassan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1985-1993, dalam dialog bertajuk “Mendekatkan Anak Didik pada Lingkungan, Bukan Mengasingkannya” di Prisma Edisi 2 bulan Februari tahun 1986 Pendidikan Adakah Harapan? menyampaikan bahwa pendidikan tanpa orientasi budaya akan menjadi gersang dari nilai-nilai luhur. Sedangkan kebudayaan tanpa pendukung-pendukungnya yang sadar dan terdidik, pada akhirnya akan memudar sebagai sumber nilai dan menjadi silam dalam perjalanan tanpa orientasi budaya akan menjadi gersang dari nilai-nilai itu, menurut Fuad Hassan, pendidikan bertujuan untuk memberikan peluang kepada seseorang untuk memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, berbagai kemahiran dan keahlian. Melalui pendidikan, sebut Fuad Hassan, seseorang bisa sampai pada kesadaran “pemilikan”, bahkan “penguasaan” ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga meningkat kesadarannya akan kemampuan untuk bergumul dengan berbagai gagasan yang dipaparkan sudah sangat lama, tetapi paparan dari Ki Hajar Dewantara, M Sjafei, dan Fuad Hassan tetap penting untuk disimak dan menjadi pengingat bagi kita ketika bicara mengenai tujuan pendidikan. Jika disimak secara seksama ketiganya menitikberatkan orientasi pendidikan untuk pembentukkan kemanusiaan, keindonesiaan, dan keahlian atau keterampilan pada bidang tertentu. Ketiga orientasi tersebut tetap krusial diinternalisasikan dalam ruang pendidikan saat 2010 dalam Good Education in an Age of Measurement menyebutkan bahwa fungsi pendidikan antara lain kualifikasi, sosialisasi, dan subyektifikasi. Orientasi kemanusiaan dan keindonesiaan jika meminjam paparan Biesta masuk ke ranah sosialisasi dan subyektifikasi, sementara keterampilan masuk ke ranah saja hingga kini pendidikan di Indonesia terus menerus mendapatkan tantangan untuk mewujudkan harapan-harapan yang disampaikan oleh pemikir pendidikan di masa lampau. Surakhmad 1986 mengingatkan tentang adanya usaha reformasi tambal sulam dalam perbaikan pendidikan. Sistem yang ada menurut Surakhmad tidak pernah didesain dengan sadar untuk efektif menghadapi masa depan. Seperti ada yang selalu luput dari segi orientasi juga Mendidik untuk Menuai Generasi Unggul Masa DepanTWITTER ANGGI AFRIANSYAH Anggi AfriansyahSuwignyo 2021 bahkan menyebut sejumlah persoalan pendidikan terus berulang setiap waktu dan solusi kebijakan pemerintah berada pada keruwetan politik pendidikan yang tetap. Biesta 2013 dalam The Beautiful Risk of Education memaparkan bahwa pendidikan merupakan proses dialogis sehingga pada prosesnya laju pendidikan bisa jadi begitu lambat, sulit, membuat frustasi, penuh kelemahan, dan hasilnya tidak dapat dijamin. Sesuatu yang jelas berbeda dengan pembangunan infrastruktur yang nampak secara langsung Afriansyah, Peneliti di Pusat Riset Kependudukan BRIN, Twitter anggiafriansyah
Contohesai tentang pendidikan dalam bahasa Indonesia mengulas secara singkat tentang esai beserta contohnya dengan tema pendidkan. Muhammad Nuh, pada perayaan Hari Pendidikan Nasional pada tahun 2012 silam. M. Nuh (sapaan) mengatakan, sejak tahun 2010 sampai 2035 nanti, bangsa Indonesia akan dikaruniai potensi sumber daya manusia (SDM
OPINI — Peringatan Hari Pendidikan Nasional Hardiknas lazimnya digelar dengan khidmat di setiap tanggal 2 Mei. Selain upacara bendera, ada sejumlah perlombaan yang digelar di sekolah, instansi pemerintah, maupun organisasi kemasyarakatan. Namun, di masa ketika banyak orang di dunia bersembunyi dari Corona, kegiatan-kegiatan tersebut akan Presiden Soekarno melalui Keppres yang menganugerahi gelar Pahlawan Nasional kepada Ki Hadjar Dewantara. Berdasarkan Keppres itu juga, hari kelahiran pelopor pendidikan pribumi ini ditetapkan untuk diperingati sebagai Hari Pendidikan ini, peringatan Hardiknas dilaksanakan di tengah protokol Covid-19. Ini tidaklah mengurangi makna dari spirit yang hendak disemai. Bahkan, di tengah kesunyian peringatan, boleh jadi memberikan “dividen” sebagai investasi pertumbuhan anak-anak data Badan Pusat Statistik BPS, jumlah peserta didik pada Tahun Ajaran 2017/2018 mencapai 45,3 juta jiwa. Lebih dari separuh jumlah tersebut adalah peserta didik tingkat SD 56,26%. Sementara SMP berjumlah 10,13 juta jiwa 22,35% dan SMA/SMK sebesar 9,68 juta jiwa 21,39%. Angka tersebut diperkirakan tak jauh berbeda dengan kondisi tahun jauh, BPS memproyeksikan jumlah anak-anak Indonesia usia 0-17 tahun pada tahun 2020 sebesar 79,373 juta jiwa. Ini berarti sekitar 30% dari jumlah penduduk Indonesia. Dengan kata lain, satu di antara tiga penduduk Indonesia adalah musim pandemi Covid-19, anak-anak itu berada “di-rumah-saja”. Pembelajaran sekolah mereka ikuti dari rumah secara daring. Kenyataan tersebut hendaknya tidak hanya menjadi respon terhadap Covid-19. Melainkan juga memberi makna terhadap Hardiknas dengan jalan mengambil manfaat dari situasi ini senafas dengan tujuan penyelenggaraan pendidikan nasional Pasal 13 UU yakni, “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan kerjasama dari semua pemangku kepentingan. Masyarakat dan tentu saja keluarga memiliki saham yang tidak kecil dalam upaya pengembangan potensi peserta didik, sebagaimana dimaksud dalam tujuan pendidikan kaitan ini, konsep Merdeka Belajar, sebagai bagian dari cetak biru pendidikan nasional yang digagas Mendikbud Nadiem Makarim, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ada. Antara lain –dalam hemat kita– adalah dengan menempatkan pendidikan sebagai bagian dari proses pembudayaan, dan bukan sekedar “persekolahan”.Para pendiri bangsa founding fathers dengan sangat baik telah merumuskan tujuan kehidupan bernegara kita yakni, salah satunya, adalah “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Hal ini tersurat dalam Alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945, dan menjadi roh regulasi pendidikan kita sudah sampai pada tujuan itu? Lantas, bagaimana seharusnya memaknai tujuan tersebut? Manfaat apa yang dapat dipetik dari Hardiknas di tengah pandemi COVID-19 saat ini?Pendidikan KeluargaMenurut hemat kita, tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 bukanlah sebuah “terminal akhir”. Melainkan sebuah “proses” yang harus berlangsung terus menerus dan secara berkesinambungan. Sebuah proses pembudayaan dalam kehidupan berbangsa dan berpendapat, bahwa pendidikan di sekolah saja tidaklah mencukupi. Setiap anak dan peserta didik memiliki keunikan dan bakat masing-masing. Apalagi ilmu dan pengetahuan masa kini berkembang sedemikian cepat. Tak jarang, apa yang dipelajari hari ini bisa menjadi “basi” dalam waktu yang tidak juga dengan pencapaian mengagumkan di bangku sekolah. Tidak otomatis menjadi dasar penilaian kemampuan seseorang. Banyak contoh menjelaskan tidak semua murid cemerlang di bangku sekolah menjadi orang yang berguna bagi masyarakat. Sebaliknya, banyak murid tidak menonjol di sekolah namun kemudian berhasil menjadi tokoh tentu bisa menyebut Thomas Alfa Edison, penemu lampu pijar dan pemilik lebih hak paten, yang sejak usia sebelas tahun diberhentikan oleh sekolah karena dianggap tak mampu mengikuti pelajaran. Sebut pula Mark Zuckerberg bos Facebook, Bill Gates dan Jack Ma keduanya orang terkaya dunia, George Washington dan Abraham Lincoln keduanya mantan Presiden Amerika dan tidak pernah sekolah tinggi.Di Indonesia, Anda bisa menyebut Adam Malik mantan Wakil Presiden RI yang cuma lulusan SD, Susi Pudjiastuti mantan Menteri Kelautan yang hanya lulusan SMP, atau Dahlan Iskan mantan Menteri BUMN yang berhenti atau DO di Semester IV. Daftar ini tentu masih dapat diperpanjang. Termasuk yang berlatar belakang pengusaha, politisi, seniman, artis, dan saja hal itu tidak berarti bahwa pendidikan sekolah tidak dibutuhkan. Melainkan mesti diperkaya dengan cita rasa pengalaman rohaniah dan pertumbuhan kecerdasan emosi untuk mengelola hubungan personal dan relasi ini dipotret dengan baik oleh Charles Darwin dalam otobiografinya, sebagaimana dikutip EF Schumacher 1973 “Hilangnya cita rasa itu berarti lenyapnya kebahagiaan, barangkali merusak kecerdasan dan lebih-lebih lagi mungkin berbahaya bagi moral, karena hal itu melemahkan kehidupan emosi kita.”Kelemahan tersebut dapat diatasi oleh pendidikan keluarga. Aspek emosi ditumbuhkan menjadi sebuah kecerdasan yang menuntun anak menjalani cara hidup yang benar. Menggunakan kecerdasan emosi sebagai dasar penalaran dan pemecahan masalah dan meningkatkan aktivitas anak-anak bersama keluarga selama protokol COVID-19 akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan kecerdasan emosi mereka. Orang tua dan keluarga inti sangat berperan. Jika ini dimaksimalkan, maka dalam satu generasi ke depan, Indonesia berpeluang menjadi negara saja, ada 79,373 juta jiwa anak Indonesia yang melewati masa pandemi COVID-19 bersama keluarga inti. Di antara itu, terdapat sekitar 44 juta anak yang berusia 0-9 tahun. Pengalaman “dilockdown” di-rumah-saja bersama keluarga akan mencerahkan dan meningkatkan kecerdasan emosi anak. Barangkali itu!Penulis adalah Penggiat Literasi dan mantan Ketua KPID Kaltim
VIVA- Memaknai hari Pendidikan Nasional setiap tahunnya di tanggal 2 Mei, tidak hanya sekadar merayakan dan sebatas selebrasi saja. Harus terdapat langkah perubahan dan tindakan konkrit yang perlu dilakukan untuk mewujudkan cita-cita kita sebagai masyarakat Indonesia, yakni terbebas dari jerat kebodohan. Peringatan hari pendidikan ini
+5
Rsz26. 313 78 276 334 273 53 497 39 231
opini tentang hari pendidikan nasional